Tuesday, January 1, 2013

A junior diplomat? Can you imagine that?

Still can't believe i can make it.

Orang-orang yang kenal dekat dengan saya aja masih geleng-geleng kepala. Kok bisa ni anak masuk Kemlu?.
Jangankan mereka. Saya aja juga bingung.

Sebelum kalian beropini tentang lolosnya saya di Kemlu ini, alangkah baiknya kalian tau background, perjuangan, dan kisah saya berikut ini.


  1. Saya bukan anak diplomat dan saya tidak punya satupun anggota keluarga yang kerja di Kementerian Luar Negeri. Jadi kalo ada anggapan yang bilang saya masuk karena nyogok, coba dipikirkan lebih baik lagi ya.
  2. Saya bukan anak orang kaya juga yang bisa ngeluarin duit ratusan juta demi bisa jadi seorang Pegawai Negeri Sipil.
  3. Saya hanya seorang lulusan sastra. Kenapa saya bilang hanya? Karena saingan saya adalah orang-orang pintar di seluruh pelosok Indonesia dengan background yg lebih mumpuni untuk menjadi seorang diplomat, misal HI, Ilmu Politik, Hukum, dsb.
  4. Saya mengikuti seleksi CPNS ini melalui tahap yang sangat panjang, kurang  lebih 6 bulan sampai akhirnya saya dinyatakan lolos menjadi 60 CPNS Kementerian Luar Negeri RI, mengalahkan 12000 orang.
  5. Saya pintar? Gak juga. Saya gak cum laude. Nilai-nilai saya pun sungguh biasa aja waktu kuliah. 
Trus, apa yang bikin saya berhak untuk nerima rezeki ini? 

Dan ini yang saya tau..

  1. Saya usaha dan saya usaha dan saya.... usaha.... untuk menemukan yang terbaik. Semua orang pernah berada di titik NOL. Begitupun dengan saya sebelum mendapatkan pekerjaan ini. Kalian tau gak berapa puluh CV yang saya kirim per bulan tahun kemarin? Gak bisa dihitung dengan jari. Dan percaya apa nggak, hampir semuanya nihil, sampe akhirnya yang tersisa Kemlu, yang saya tahu ini yang paling sulit ditembus. But wait, God gave me his miracle. I can make it.
  2. Kalo mau masuk PNS dengan murni emang harus niat banget sih, kalo nggak mending kelaut aja. Jadi, buat yang masih manja, mending gak usah ikut2 beginian. Ya kecuali kalian punya banyak uang yang apa2 tinggal bayar ya, hehehe. Niat itu penting karena untuk memulai seleksi ini aja saya harus mengumpulkan dokumen yang malesin, semacam SKCK, surat kesehatan, kartu kuning, dan lain lain. Lalu maju ke tahap berikutnya Tes Kemampuan Dasar, Tes Kemampuan Bahasa Asing yang waktu itu saya pilih Prancis, dan yang terakhir Ujian Final yang meliputi Tes Psikotes, Wawancara Psikotes, Wawancara Substansi dengan beberapa dubes, dan yang terakhir Tes Komputer. Prosesnya memakan waktu kurang lebih 6 bulan. Panjang, lama, dan cukup bikin resah gelisah menunggu setiap hasilnya.
  3. Usaha gak cukup kalo gak pake doa. Selain doa dari sendiri, mintalah doa dari ibumu. Restu ibu itu yang paling mujarab.
  4. Dan yang paling penting dan selalu saya lakukan sampe sekarang adalah... sedekah.
Percaya atau nggak, saya gak pernah kepikiran bisa jadi calon diplomat muda dan gak bisa bayangin seorang anak yang dulunya sangat apatis terhadap negara tiba2 nantinya harus membawa harum nama Indonesia untuk  luar negeri. Mungkin ini memang jalan Tuhan ya. Rencana saya apa, Tuhan maunya apa.

Tuhan hancurkan rencana S-2 saya. Tuhan menyuruh saya pulang lebih cepat ke Indonesia. Tuhan gak ngasih saya kerjaan selama 9 bulan lamanya. Tuhan bener-bener bikin saya terpuruk selama 2012. Karena Tuhan mau memberikan ini kepada saya. Ini, ini semua yang sudah terjadi.

Hamdallah.

Teruslah berjuang pada hidup dan mimpi kalian, teman.
Disaat masih hidup, disitulah waktu yang tempat untuk menaklukan dunia.

Remember, we're still young and we still have a lot of time.

No comments:

Post a Comment