Pernah kepikiran ga sih apa yang terjadi dalam hidup kita
itu sebenernya aneh. Kadang kita bisa seneng banget dengan sesuatu yang telah
kita raih, tapi kita juga bisa berubah 180 derajat menangisi penderitaan yang
terus menerus mendera. Asli, itu lebay sih. Kalo mau wajarnya, jalanin hidup
itu layaknya warna merah muda aja. Gak terlalu seneng, gak terlalu sedih, tapi
selalu dipenuhi cinta. Itu analogi saya.
Makanya kenapa saya suka sekali dengan salah satu judul lagu
dari Edith Piaf, penyanyi wanita asal Prancis, yang berjudul La Vie en Rose.
Sebagian orang punya persepsi sendiri tentang makna dari frase tersebut. La Vie yang
artinya hidup, en Rose yang artinya dalam warna merah muda, warna yang identik
dengan cinta dan kasih sayang. Pink, bahkan saya tidak suka dengan warnanya,
tapi saya telah jatuh cinta dengan kekuatan dibalik maknanya.
Hidup kalo dijalanin dengan rasa penuh cinta, akan selalu
dirundung rasa rendah hati jika sedang berada diatas kebahagiaan dan tidak akan
merasa hancur lebur juga disaat ia jatuh.
Cinta yang menguatkan segalanya.
Sama halnya dengan apa yang terlah terjadi selama tahun 2012
ini, yang saya akui memang benar2 tahun perjuangan. Hidup bagaikan sedang
berada dalam permainan rollercoaster. Di awal masih aman, kemudian mulai merasa
takut, sempat merasa di puncak, dan kemudian jatuh secara tajam tanpa daya.
Disaat saya aman dan bahagia, cinta lah yang membuat saya untuk tetap
bersahaja. Disaat saya berada di titik terbawah, cintalah yang memotivasi saya
untuk bangkit kembali.
I’m proud to say that my life’s pink. And I always want it in pink. Forever. And ever.