Saturday, January 12, 2013

The Journey of Life : France Adventures


Masih teringat,  kota atau tempat mana saja yang berhasil saya kunjungi selama tinggal di Prancis. Dan di setiapnya pasti mempunyai keunikkan sendir dan cerita yang gak mudah untuk dilupakan.
Oke, yang pertama dari yang paling mainstream dulu deh.

PARIS
Paris or you can say ‘Pari’ in French, Is one of the standard city I want to tell first. Semua orang kalo ke Prancis pasti maunya ke Paris, hihihi. But you know what, France still has a lot of cool cities more than Paris. Kelebihannya, kamu mau cari apapun di Paris pasti ada, pekerjaan, keriaan dan kesenangan, sekolah, sampai jodohpun mungkin ada. Tapi, kalau yang kamu cari adalah ketenangan untuk hidup, I don’t recommend it. At all. Paris sangat hectic, guys. Kalian bisa stress kalau mengikuti gaya hidup mereka, kecuali kalian memang the truly Parisians. I don’t mind.
Paris, the city of lights, cantik di waktu siang, apalagi di malam hari. Your lights will guide me home. Like Coldplay said.



Eiffel Tower on Xmas eve

VERSAILLES
Siapa yang gak kenal Marie Antoinette dan suaminya yang kerjaannya Cuma bisa ngabisin duit rakyat dan hidup dengan belenggu kemewahan? Nah, Versailles ini adalah istana megah punyanya mereka dulu. Wah, ini berkali-kalinya megah, bahkan mewah, luas, dan terlihat sangat mahal. Kalo diibaratkan koruptor, Louis XVI dan Marie Antoinette gak setengah-setengah melakukan korupsi. Waktu saya kesana itu pas sekali ada sebuah pertunjukkan air mancur di kebunnya yang sangat luas itu. Jadi yang awal masuknya gratis, ternyata harus bayar 7 euro. Yaudah, yang penting puas. Taman-tamannya pun semua tertata rapi dan cantik kayak lagi di sebuah dongeng anak-anak. Kekurangannya sih ada ya, terlalu gede. Capek banget kalo buat keliling seharian, apalagi saat itu saya salah kostum, pake boots dengan hak yang cukup tinggi.
Oiya, dengan berkungjungnya saya ke Versailles ini telah merapuhkan anggapan saya yang selama ini salah. Saya kira Versailles itu ada di Paris, tapi faktanya jauh juga walaupun tetap di region l’île de France.  Saya lupa ada di zona berapa, tapi yang jelas bukan di kota Paris nya. Yes, Versailles isn’t in Paris. HAHAHAHA. 

Versailles Gardens

CAEN
Gak banyak yang tahu tentang kota ini, sampai mantan dubes di Prancis selama 18 tahun yang mewawancarai seleksi Kemlu saya kemarin saja tidak tahu. Menyedihkan. Hahaha. Kota ini emang paling kecil diantara semua kota yang ada di Prancis. Penduduknya aja paling Cuma 200ribuan. Dan sebenarnya itulah mengapa saya dambakan sekali kota tempat tinggal saya waktu di Prancis ini. Tenang banget dan gak berisik. Caen, saking kecilnya kota ini, saya sampai hafal jalur-jalur bus dan tram nya, tau jalan-jalan tikusnya, dan bisa bertemu di halte tram berkali-kali dengan orang yang sama. Hahaha. Seriously, this city has brought me a ton of memories with my host fam, my friends, and my life itself.

Caen city

DEAUVILLE
Masih masuk di bagian arrondissement-nya Paris, cuma letaknya ada di region Basse-Normandie. Deauville menjadi salah satu kota di utara Prancis yang saya tuju bermodalkan nyetir dan GPS saja. Ternyata jarak Caen-Deauville hanya ditempuh 45 menit kalau naik mobil. Tanpa macet, tanpa klakson yang mengganggu, justru malah disuguhkan dengan pemandangan hamparan lading-ladang hijau cantik khas Prancis. Asik.
Gak kuat sama sekali dengan harga-harga di Deauville, mahal layaknya di Paris. Sampai saya gak rela haru mengeluarkan 6 euro Cuma buat secangkir kecil kopi hitam. 

Deauville, where the richest people live

BAYEUX
Ini trip yang paling tidak manusiawi sepanjang masa. Sebenarnya saya sudah 2 kali ke Bayeux, pertama bersama 2 teman Meksiko dan Denmark saya, dan yang kedua bersama teman2 Indonesia. Yang abnormai itu waktu pergi bersama teman Indo. Kejadiannya saat itu adalah setelah perayaan ultah teman di sebuah apartemen dekat kampus lalu saya yang kebetulan bawa mobil diajak oleh Shinta, mahasiswa Indo di Caen, untuk bikin trip dadakan. Waktu menunjukkan pukul 12 malam dan kita nekat juga akhirnya. Hebatnya, mobil saya GPS nya sedang rusak dan bensinnya tiris. Alhasil, saya beli bensin dan mengisinya sendiri terlebih dahulu, UNTUK PERTAMA KALINYA, dan lalu baca bismillah di perjalanan yang hanya bermodalkan penujuk arah sotoy ala Shinta Melody, hahaha. Benar saja, tepat jam 1 pagi, hujan deras sekali di jalan tol menuju Bayeux, jarak pandang saya ga sampe 1 Km, parah banget. Total yang ikut ada 4 orang ditambah saya 1 jadi 5. Di kursi bagian belakang, Trisha, Gendis, dan Inez, udah terlelap tidur, saya dan Shinta melanjutkan perjuangan. Yang paling gila, saya harus melewati daerah pedesaan yang gelap sama sekali. Jujur saya udah takut banget, takut kalau jalan itu ga ada ujungnya. Dan sampailah kita di Bayeux jam 3 pagi dan bingung harus mengunjungi tempat wisata apa di jam segitu. Akhirnya kita malah bobok di mobil sampai jam 5 pagi. 

Sitting at l'Aure in Bayeux

ROUEN
Senangnya saat itu juga sempat berkunjung ke kota tetangga Caen, yaitu region Haute-Normandie, Rouen. Sukur-sukur bisa ketemu dengan Tahiti 80 ya disana. Saya ingat, waktu itu saya kesana bertepatan dengan hari Minggu. Sungguh luar biasa, Rouen kayak kota mati. Sepi. Hihihi. Yang saya lihat hanya ada Sunday Marketnya yang ramai didatengi warga Rouen, selepas itu, saya merasa satu-satunya yang tinggal disana. Krik. Lagi-lagi saya berpetualang naik mobil,  ya kira-kira jarak tempuhnya sma seperti Jakarta-Bandung, 1 jam 45 menit. 30 menit lagi bisa sampai Paris tuh. Karena tol yang dilalui memang tol Caen-Paris, dan letak Rouen juga hanya beberapa kilometer dari Paris.

Centre Ville, Rouen

RENNES
Setelah berkunjung menuju tengah Prancis, sekarang saya bergegas ke barat, tepatnya menuju region Bretagne. Rennes, kota yang mayoritas dipenuhi dengan kaum pelajar. Saking banyaknya mahasiswa, saya bisa hitung berapa jumlah orang-orang lansia disana. Kunjungan saya saat itu juga didasari oleh keinginan untuk hunting kampus S-2 saya dan ternyata ketemu di L’Université de Rennes 2. Niatnya mau observasi sekalian tanya-tanya jurusannya, eh malah ketemu juga sama salah satu mahasiswa Indonesia yang lagi ambil master juga disana. Gak dimana-mana ya orang Indonesia tersebar dipelosok Prancis, bahkan di kota yang tak terjamah sekalipun. Curiganya, eksistensi orang cina akan tertandingi oleh orang kita. Hahaha.

L'universite de Rennes 2

FALAISE
HAHAHAHA. Waduh, belum mulai cerita aja saya sudah ketawa duluan. Jadi begini, Falaise ini sebenarnya masih bagian dari Caen, Cuma letaknya di selatan. Kalau saya analogikan, Falaise ini kayak Depok atau Bogor, letaknya di selatan ibukota. Nah untuk kali ini, saya tidak menyetir untuk pergi kesana, melainkan naik bus yang Cuma ada di jam 11 pagi dan 6 sore. Benar aja, dari sekian kota mati yang saya kunjungi di Prancis, Falaise yang paling mati. Bahkan, di pusat kotanya, saya bisa mendengar satu warga sedang memasang radio keras-keras dari tengah lapangan. Falaise ini ukurannya super mini, tapi tetap aja masih punya kantor pariwisata. Duh, kasih jempol deh buat pemda disana, kota mati kayak gini aja tetap diurusin dari aspek wisatanya, even secara logika, emang ada yang mau dateng mengunjungi?

Le Pays de Falaise

COURSEULLES-SUR-MER/JUNO BEACH
Sekalinya ke pantai, pas winter, hiyak. Maybe I’m the strongest person on earth who dressed simply without coat at that time. Tapi hebatnya, saya benar-benar kuat gak kedinginan. Hahaha. Intinya, Juno Beach ini adalah salah satu dari puluhan pantai yang ada di pesisir barat laut Prancis dan berdekatang dengan region Basse-Normandie. Kalau mau kesana ya harus nyetir ya karena gak ada transportasi umum yang melintasinya. Pantai-pantai di pesisir ini bersejarah bukan main. Waktu PD 2, terjadilah peperangan antara NAZI Jerman dengan Prancis lewat jalur laut ini. Makanya, di tiap pantai yang ada, selalu disisipi museum bersejarah untuk mengenang peristiwa yang sering disebut dengan La Bataille de Normandie.

Juno Beach

LE MONT SAINT MICHEL
Aaak.. ini penutup dari segala rangkaian trip saya selama di Prancis. Setelah cuma bisa lihat di buku panduan perkuliahan dulu, namun kali ini saya langsung bisa menginjakkan kaki di salah satu tempat wisata terbaik di Prancis dan masuk sebagai warisan budaya dari UNESCO. Teman Prancis pernah bilang, Eiffel bukan lah spot utama yang menjadi kebanggan Prancis sebenarnya, melainkan Louvre, Versailles, dan yang terakhir adalah Saint Michel. Huwow, bahagia sekali saya sudah bisa mengunjungi ketiga tempat tersebut. Alhamdulillah.
Le Mont Saint Michel ini adalah sebuah kastil yang letaknya itu agak menjorok ke bagian laut di Prancis. Kalau lihat langsung pasti menakjubkan. Gereja ini terdiri dari beberapa bangunan dan menempati area yang sangat luas bahkan menyerupai sebuah kota kecil. Ada juga tempat tinggal beberapa calon pendeta muda yang sedang dididik disana.  Oiya, waktu kesana sih gila ya karena saya gak bawa mobil hostfam. Jadi waktu itu harus naik covoiturage alias mobil tebengannya Prancis, trus kereta, dan lanjut lagi naik bus bahkan taksi. Hahahaha. Sumper rempong but fun!

Le Mont Saint-Michel

Penyesalannya sih saya belum sempet mengunjungi Disney Land di Paris yang konon katanya paling banyak didatangi oleh wisatawan. Banyak pertimbangan untuk pergi kesana, selain mahal, saya lebih menikmati peninggalan sejarah dan budaya.
Dan satu lagi, belum ada kesempatan untuk datang ke Prancis Selatan. Suatu hari nanti.....












2 comments:

  1. sukses membuatku tidak memperhatikan materi PRAJAB< muahahahahah

    ReplyDelete
  2. dan artikel ini sukses membuatku ga merhatiin materi PRAJAB hari ini!!!

    ReplyDelete